Surabaya- Umur tempat
pembuangan akhir (TPA) sampah Benowo, Surabaya barat diprediksi sampai
2016. Itu berarti lahan seluas 37 hektar itu bisa digunakan hingga 4
tahun lagi. Informasi ini serempak disampaikan oleh seluru peserta
karantina dan pembekalan 2 hari dan 1 malam finalis pangeran dan puteri
lingkungan hidup 2012, Sabtu (29/9) malam, di Taman Flora Bratang.
“Bisa digunakan sampai tahun 2016, Kak,”
jawab para finalis menjawab pertanyaan aktivis Tunas Hijau Anggriyan
Permana saat pemaparan fakta-fakta global dan lokal lingkungan hidup,
khususnya tentang foto kondisi TPA Benowo dan sungai yang berubah fungsi
menjadi daratan sampah. “Pemandangan banyanya pemulung yang berburu
sampah plastik ini sama persis dengan yang kalian lihat di TPA Benowo
tadi pagi,” kata Anggriyan.
Taffy Niralale Kamajaya, siswa SD SAIM,
finalis puteri lingkungan hidup 2012 mengaku sering merasa kesal melihat
orang-orang yang masih membuang sampah sembarangan. “Saya merasa kesal
melihat orang-orang yang sudah tidak mau mengurangi sampah yang
dihasilkan, eh, ternyata juga membuang sampah sembarangan,” ujar Taffy
Niralale Kamajaya merespon informasi tentang sampah yang banyak membunuh
satwa di laut.
Ditanggapi oleh Anggriyan Permana, bahwa
banyaknya sampah yang terdapat di lautan bukan sepenuhnya disebabkan
oleh sampah yang dibuang sembarangan khususnya dibuang langsung ke laut.
“Sangat mungkin sampah yang banyak ditemukan di lautan sebelumnya
adalah sampah yang dibuang pada tempat yang sebenarnya. Tapi sampah itu
terjatuh ketika dipindahkan ke tempat berikutnya seperti ke gerobak,
atau saat diangkut menggunakan truk,” terang Anggriyan.
Kekeringan yang melanda banyak daerah di
tanah air beberapa pekan terakhir juga disampaikan Anggriyan Permana
pada sesi itu. “Siapa yang pernah membaca berita koran seperti ini dalam
beberapa minggu terakhir?” tanya Anggriyan sambi menunjukkan kliping
koran masyarakat yang terpaksa memanfaatkan air sungai campuran tinja
untuk kebutuhan air bersih mereka.
Bagusnya, jawaban konkret disampaikan
oleh masing-masing finalis begitu Anggriyan menanyakan solusi dari
beberapa isu lingkungan hidup yang telah disampaikan sebelumnya. Ada
yang merencanakan penanaman pohon agar tidak lagi terjadi kekeringan.
Ada yang akan menggunakan tempat makan dan minum sendiri untuk
mengurangi sampah pembungkus makanan dan minuman yang dihasilkan. Ada
pula yang akan mengajak orang-orang di sekitar untuk berperilaku ramah
lingkungan.
Penganugerahan Pangeran dan Puteri
Lingkungan Hidup ini adalah program yang dikhususkan bagi siswa sekolah
dasar. Pada program ini anak-anak diajak peduli lingkungan hidup dengan
menjalankan proyek lingkungan hidup yang tidak sehari selesai dan
menerapkan perilaku ramah lingkungan hidup. Program ini diselenggarakan
oleh Tunas Hijau dan didukung oleh Pemerintah Kota Surabaya, AHASS Honda
0843 Linda Jaya dan PT. Dharma Lautan Utama.
Sumber : http://pangeranputerilh.tunashijau.org/2012/09/29/sesi-malam-karantina-pangput-diskusikan-masalah-lingkungan-global-lokal/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar